Raheem Shaquille Sterling lahir di Kingston, Jamaika, pada 8 Desember 1994, dan pindah ke London sejak kecil. Dibawah ini akan ada penjelasan tentang berita bola menarik lainnya di FOOTBALL HD ONLINE.
Ia memulai karier profesionalnya bersama Liverpool pada musim 2011/2012 dan langsung mencuri perhatian dengan kecepatan serta kemampuan dribelnya. Dalam empat musim di Anfield, Sterling mencetak 23 gol dalam 129 laga dan menjadi salah satu talenta muda paling menjanjikan di Inggris.
Tahun 2015 menjadi titik balik dalam kariernya ketika Manchester City menebusnya dengan harga £49 juta. Di bawah asuhan Pep Guardiola, Sterling berubah menjadi mesin gol dan pembeda di lini depan. Dalam tujuh tahun berseragam City, ia mencetak 131 gol dalam 339 pertandingan di semua kompetisi, serta membantu klub mendominasi sepak bola Inggris.
AYO DUKUNG TIMNAS GARUDA, sekarang nonton pertandingan bola khusunya timnas garuda tanpa ribet, Segera download!
Sterling memenangkan empat gelar Premier League, lima Piala Liga, satu Piala FA, dan penghargaan individu bergengsi seperti PFA Young Player of the Year. Musim 2018/2019 bahkan menjadi puncak emasnya ketika ia terlibat langsung dalam 46 gol dan dipuji sebagai salah satu pemain paling berpengaruh di Eropa.
Awal Kemunduran Bersama Chelsea
Pada 2022, Sterling memutuskan meninggalkan Manchester City demi tantangan baru di Chelsea. Harapannya adalah menjadi pemimpin di skuad muda The Blues, namun kenyataan berkata lain. Dua musim pertamanya di Stamford Bridge penuh inkonsistensi; dari 81 pertandingan, ia hanya mencetak 19 gol jauh di bawah standar seorang bintang senior.
Kesulitan adaptasi dengan sistem permainan dan perubahan pelatih membuat performanya semakin menurun. Ia tak lagi menjadi ancaman konstan seperti di City, bahkan sering kehilangan posisi di starting XI. Publik dan media mulai mempertanyakan apakah Sterling masih memiliki motivasi dan kemampuan untuk bersaing di level tertinggi.
Kegagalannya di Chelsea menjadi sinyal awal kemunduran. Pemain yang dulu menjadi simbol kecepatan dan determinasi kini terlihat kehilangan arah, sementara kariernya perlahan bergeser dari sorotan ke bayang-bayang.
Baca Juga: Peringatan Keras untuk Arsenal Setelah Liverpool Dibantai di Etihad
Masa Peminjaman yang Mengecewakan di Arsenal
Musim panas 2024, Chelsea memutuskan meminjamkan Sterling ke Arsenal dengan harapan ia bisa menemukan kembali performanya. Namun, masa peminjaman itu justru memperparah situasinya. Dalam 28 pertandingan di semua kompetisi, ia hanya mampu mencetak satu gol saat Arsenal menang 5-1 atas Bolton di Piala EFL.
Permainan Sterling terlihat tumpul dan kehilangan kepercayaan diri. Ia sering gagal memanfaatkan peluang, sementara para pemain muda Arsenal tampil lebih meyakinkan. Harapan untuk kebangkitan pun sirna, dan publik mulai melihatnya sebagai pemain yang masa jayanya telah lewat.
Ketika masa pinjaman berakhir pada Juni 2025, Arsenal memilih untuk tidak mempermanenkannya. Sterling pun kembali ke Chelsea, tapi bukan sebagai bintang melainkan pemain yang kini tak lagi dibutuhkan.
Terasing di Chelsea dan Masa Depan yang Suram
Kepulangan Sterling ke Chelsea tidak membawa perubahan positif. Di bawah manajer baru, Enzo Maresca, ia tidak pernah dimainkan dan bahkan diasingkan dari skuad utama. Ia berlatih terpisah di waktu dan lapangan berbeda, seolah menjadi sosok yang dilupakan. Meski mendapat tawaran dari Bayern Munich, Napoli, dan klub-klub Arab Saudi, Sterling menolak semuanya demi tetap tinggal di London bersama keluarganya.
Kini, masa depan Sterling di Chelsea menjadi misteri. Dari pemain muda berbakat yang bersinar di Manchester City hingga sosok yang terpinggirkan di London, kisah Raheem Sterling menjadi pengingat pahit bahwa dalam sepak bola, kejayaan bisa berubah menjadi keheningan dalam sekejap. Manfaatkan waktu luang Anda untuk mengeksplor berita bola menarik lainnya di footballhdonline.com.