Fiorentina memulai musim ini dengan penuh harapan setelah finis di posisi keenam Serie A musim lalu. Namun, drama pelatih membuat semua rencana berantakan. Dibawah ini akan ada penjelasan tentang berita bola menarik lainnya di FOOTBALL HD ONLINE.

Raffaele Palladino, yang baru saja memperpanjang kontraknya hingga 2027, pergi kurang dari tiga minggu kemudian karena perbedaan visi dengan direktur olahraga Daniele Prade. Kepergiannya meninggalkan kejutan besar bagi pemain dan penggemar.
Palladino sebelumnya membawa La Viola ke performa terbaik dalam sembilan tahun, dengan pemain seperti Moise Kean mencetak rekor 25 gol dalam satu musim dan David De Gea kembali ke level puncak. Kepergian pelatih ini membuat para pemain kehilangan arah, sementara hubungan emosional yang telah terbentuk antara pelatih dan tim terganggu.
AYO DUKUNG TIMNAS GARUDA, sekarang nonton pertandingan bola khusunya timnas garuda tanpa ribet, Segera download!
![]()
Pergantian pelatih terus berlanjut, dengan Stefano Pioli datang namun gagal memperbaiki situasi. Hanya dalam beberapa pekan, Pioli dipecat dan Paolo Vanoli ditunjuk, namun hasil Serie A tetap mengecewakan. Drama pelatih ini menjadi awal dari keruntuhan Fiorentina di musim ini.
Krisis di Serie A
Awal musim Fiorentina di Serie A menjadi salah satu yang terburuk dalam lebih dari 50 tahun. Tim ini belum memenangkan satu pun pertandingan, hanya meraih beberapa poin dari hasil imbang dan kalah dalam sebagian besar laga awal. Perubahan strategi dan manajemen membuat skuad bingung dan kehilangan kepercayaan diri.
Para penggemar menaruh kemarahan terutama pada Daniele Prade, yang dianggap sebagai simbol kegagalan klub. Stiker dan spanduk “Vattene” menghiasi stadion dan pusat latihan, menuntut pengunduran dirinya. Keputusan kontroversial seperti penjualan pemain top dan perubahan logo klub semakin memicu ketegangan.
Ketidakstabilan internal membuat performa tim menurun. Vanoli berusaha menyelamatkan situasi, namun tim tetap kesulitan mencetak gol dan menjaga konsistensi. Atmosfer negatif ini mencerminkan bagaimana klub besar bisa mengalami krisis mendalam dalam waktu singkat.
Baca Juga: Di Tengah Badai Anfield, Van Dijk Berharap Salah Tetap Bertahan
Tekanan pada Pemain

Pemain Fiorentina juga terkena dampak situasi ini. Edin Dzeko, striker veteran tim, secara terbuka mengkritik kurangnya dukungan dari penggemar saat bermain di kandang. Ia menegaskan bahwa ejekan dan tekanan hanya membuat pemain semakin cemas dan sulit tampil maksimal.
Situasi di lapangan semakin sulit karena renovasi stadion yang membatasi kapasitas tribun. Ketika pemain tidak mendapatkan dukungan penuh, kesalahan kecil bisa berubah menjadi tekanan besar, menurunkan performa dan moral tim. Dzeko bahkan sempat menggunakan megafon untuk berbicara langsung kepada penggemar setelah kekalahan, menunjukkan betapa tegangnya kondisi di dalam tim.
Ketidakstabilan ini membuat pemain muda dan senior kesulitan menampilkan permainan terbaik mereka. Kurangnya koordinasi antara pelatih, manajemen, dan fans memperparah krisis, menambah tekanan mental bagi setiap individu di skuad.
Masa Depan yang Tidak Pasti
Dengan awal musim yang buruk dan ketegangan internal, Fiorentina menghadapi masa depan yang penuh ketidakpastian. Vanoli harus menyelamatkan tim dari degradasi, sementara manajemen harus memperbaiki hubungan dengan penggemar dan pemain.
Kepergian Prade memberi peluang untuk perombakan struktural, namun atmosfer negatif dan tekanan tinggi membuat setiap keputusan sulit. Klub juga harus fokus pada pengembangan pemain muda untuk membangun fondasi jangka panjang. Fiorentina kini berada di persimpangan jalan memperbaiki krisis internal dan performa di Serie A, atau terus terjebak di dasar klasemen.
Keputusan yang diambil dalam beberapa bulan ke depan akan menentukan apakah La Viola bisa kembali menjadi tim yang kompetitif atau terus merosot. Manfaatkan waktu luang Anda untuk mengeksplor berita bola menarik lainnya di footballhdonline.com.
