Juventus Akui Kesulitan Hadapi Benfica di Liga Champions

Bagikan

Juventus akui kesulitan hadapi Benfica pada 30 Januari 2025 di Allianz Stadium menjadi tantangan besar dalam kompetisi Liga Champions.

Juventus Akui Kesulitan Hadapi Benfica di Liga Champions

Meskipun Juventus berstatus tuan rumah, mereka harus menerima kenyataan pahit setelah kalah 0-2 dari Benfica.​ Hasil ini tidak hanya menunjukkan dominasi tim tamu, tetapi juga menyingkap sejumlah masalah yang perlu diatasi oleh klub asal Turin tersebut.

Dengan banyaknya peluang yang terlewat, Juventus kini mendapati diri mereka dalam posisi yang kurang menguntungkan di klasemen Liga Champions. Ikuti terus informasi menarik lainnya yang telah kami rangkum di .

Analisis Pertandingan Juventus

Pertandingan antara Juventus dan Benfica yang berlangsung pada 30 Januari 2025 di Allianz Stadium memberikan gambaran jelas mengenai kesulitan yang dihadapi Bianconeri dalam menjamu tim asal Portugal tersebut. Juventus memulai laga dengan harapan tinggi untuk meraih poin maksimal demi memastikan tempat di fase knockout Liga Champions.

Namun, sejak awal pertandingan, Benfica menunjukkan dominasi, berhasil membuka skor pada menit ke-16 melalui Evangelos Pavlidis, yang memanfaatkan kesalahan di lini belakang Juventus. Keterpurukan ini mencerminkan tantangan besar yang dihadapi Juventus saat melawan tim yang dikenal tangguh.

Statistik pertandingan mencatat bahwa Juventus kesulitan dalam menciptakan peluang berbahaya. Tim tuan rumah hanya berhasil menghasilkan satu peluang besar dengan ekspektasi gol sebesar 0,28, menunjukkan bahwa mereka tidak mampu mengancam gawang Benfica secara efektif.

Dalam pergulatan tersebut, Benfica mampu menciptakan lima peluang dengan xG mencapai 1,35, memperlihatkan kesulitan Juventus dalam mengorganisir serangan yang terarah. Saat Juventus berusaha untuk menguasai permainan, Benfica dengan cepat menyerang balik, memanfaatkan kelemahan di lini pertahanan lawan.

Hal ini jelas terlihat ketika Benfica menggandakan keunggulan mereka pada menit ke-80 lewat gol kedua dari Orkun Kokcu yang mengakhiri harapan Juventus untuk membalikkan keadaan. Kekalahan telak ini bukan hanya sekadar hasil, tetapi juga menampakkan masalah mendalam dalam tim Juventus.​

Pelatih Thiago Motta menyadari bahwa kurangnya kreativitas di lini serang menjadi faktor utama yang mendorong hasil buruk ini. Meskipun ada upaya untuk memperbaiki performa di babak kedua, tim tidak berhasil menemukan ritme permainan yang baik. McKennie, salah satu pemain yang mendapatkan sorotan, mengakui harus ada peningkatan dalam bagaimana tim berhadapan dengan tekanan dan mengelola pertandingan.

Download APK ShotsGoal Sekarang!

Tonton livestream gratis pertandingan favoritmu langsung di ShotsGoal!

Nikmati siaran berkualitas tinggi, update skor real-time, dan berbagai fitur menarik lainnya!

Kinerja Pemain Juventus

Kinerja Pemain Juventus

Kinerja pemain Juventus dalam pertandingan melawan Benfica pada 30 Januari 2025 menunjukkan sejumlah tantangan yang harus dihadapi oleh tim. Meskipun berstatus sebagai tuan rumah, Juventus tidak mampu menunjukkan dominasinya dan justru lebih sering berada dalam tekanan.

Statistik mencatat bahwa Juventus hanya menciptakan satu peluang besar dengan ekspektasi gol sebesar 0,28, yang menandakan kurangnya efisiensi dalam serangan. Para pemain di lini depan, termasuk Dusan Vlahovic, yang diharapkan menjadi ujung tombak, kesulitan untuk menembus pertahanan solid Benfica yang dipimpin oleh Otamendi dan Bah.

Di sisi lain, Benfica tampil jauh lebih tajam dalam menciptakan peluang. Tim tamu berhasil mencatatkan lima peluang dengan total xG mencapai 1,35, yang menunjukkan tingkat efektivitas serangan yang lebih baik dibandingkan Juventus. Gol pertama yang dicetak oleh Evangelos Pavlidis pada menit ke-16 menunjukkan betapa mudahnya tim lawan mengeksploitasi celah dalam lini belakang Juventus, yang umumnya dipandang cukup solid.

Permasalahan ini semakin diperparah dengan kurangnya koordinasi dan komunikasi di antara para bek Juventus. Sehingga mereka kesulitan untuk menanggulangi serangan cepat yang dilancarkan oleh pemain Benfica. Kinerja individu pemain juga menjadi sorotan usai kekalahan ini. Meskipun Weston McKennie berusaha keras menjadi pengatur permainan.

Kontribusinya tidak cukup untuk mengubah jalannya pertandingan. Bahkan, Juventus hanya mampu mencatatkan 13 tembakan, namun tidak satupun yang membuahkan hasil. Dalam hal penguasaan bola, Juventus berjuang keras untuk mendapatkan kontrol, dan hal ini semakin menjadi perhatian Thiago Motta.

Baca Juga: Format Baru Liga Champions, Man City dan PSG Terancam Kandas

Pandangan dari Pelatih dan Pemain

Pelatih Juventus, Thiago Motta, mengakui bahwa timnya tidak layak mendapatkan kemenangan setelah kalah 0-2 dari Benfica pada pertandingan Liga Champions yang berlangsung pada 30 Januari 2025. Motta menegaskan bahwa Benfica telah tampil lebih baik dalam menciptakan dan menyelesaikan peluang dibandingkan dengan timnya.

Dalam pernyataannya, ia menyatakan, Kami kekurangan ketajaman di akhir serangan. Di mana kami menghadapi tim yang berhak menang dengan membuat dan menyelesaikan peluang lebih baik dari kami. Ia juga menambahkan bahwa meskipun timnya menunjukkan sedikit perbaikan di babak kedua, itu tidak cukup untuk memberikan ancaman serius bagi Benfica.

Weston McKennie, selaku pemain dan kapten tim, juga memberikan pandangannya setelah pertandingan tersebut. Ia mengakui adanya kesulitan dalam membangun serangan yang efektif sepanjang pertandingan. Kami mengalami kesulitan dalam posisi menyerang dan perlu berusaha lebih keras sepanjang pertandingan, bukan hanya di babak kedua, ungkap McKennie.

Dia menekankan pentingnya solidaritas tim dan menyatakan, Kami selalu ingin menang sekarang kami harus fokus pada pertandingan berikutnya dan tetap bersatu. Pernyataan McKennie menunjukkan kesadaran tim akan kesulitan yang dihadapi dan kebutuhan untuk memperbaiki performa. Fatamorgana situasi yang dialami Juventus di Liga Champions semakin terlihat dengan tanggapan dari Motta.

​Ia mengambil tanggung jawab penuh atas kekalahan tersebut dan menggarisbawahi perlunya perubahan cepat sebelum pertandingan berikutnya melawan Empoli. Motta menegaskan, Hari ini kami harus memperbaiki banyak hal. Karena kami tidak mampu mengendalikan momen-momen penting dalam pertandingan.

Menghadapi Masa Depan

​Masa depan Juventus terlihat menantang setelah kekalahan 0-2 dari Benfica di Liga Champions, yang menempatkan mereka di posisi ke-20 klasemen dengan 12 poin. Kekalahan ini menjadi pukulan mental yang signifikan bagi tim. Terutama karena mereka juga mengalami kekalahan di pertandingan sebelumnya melawan Napoli di Serie A.

Dalam situasi seperti ini, Juventus harus segera menemukan cara untuk memperbaiki performa agar tidak terjerumus lebih dalam dalam hasil buruk. Penurunan performa ini membuat fokus tim harus bergeser ke perbaikan strategi dan penguatan mental agar dapat menghadapi laga-laga mendatang dengan lebih percaya diri.

Pelatih Thiago Motta mengakui adanya kebutuhan mendesak untuk perbaikan dalam berbagai aspek permainan tim, terutama dalam lini serang yang dinilai kurang efektif. Untuk itu, Motta membuka peluang bagi Juventus untuk melakukan rekrutan baru dalam sisa bursa transfer Januari 2025.

Dia berkomitmen untuk memantau pemain-pemain yang dapat meningkatkan kualitas tim. Tetapi hanya akan merekrut pemain yang benar-benar dapat memberikan kontribusi nyata. Dalam pandangan ini, pendekatan yang lebih strategis terhadap penguatan skuad sangat penting untuk menghadapi tantangan menuju fase knockout Liga Champions dan Serie A.

Juventus juga harus fokus pada konsolidasi tim dan meningkatkan kerjasama antar pemain. Weston McKennie menekankan pentingnya persatuan untuk melewati masa-masa sulit dan menemukan kembali performa terbaik mereka. Menciptakan budaya tim yang kuat dan berorientasi pada kemenangan adalah kunci bagi Juventus untuk bangkit.

Kesimpulan

​Pertandingan melawan Benfica menjadi cerminan tantangan signifikan yang harus dihadapi Juventus dalam upaya mereka untuk kembali ke jalur kemenangan di Liga Champions.​ Peluang yang terlewat dan penampilan yang tidak konsisten di lapangan harus segera diperbaiki untuk menghindari situasi yang lebih buruk ke depannya. Sedikit perubahan di dalam tim, baik dari segi strategi maupun komposisi pemain, mungkin menjadi kunci untuk perbaikan performa.