Manchester United dikenal sebagai klub yang ahli dalam melahirkan bakat muda, tetapi beberapa tahun terakhir justru menunjukkan pola keputusan yang merugikan. Dibawah ini akan ada penjelasan tentang berita bola menarik lainnya di FOOTBALL HD ONLINE.

Mantan pencari bakat klub, Piotr Sadowski, mengaku kecewa melihat bagaimana pemain berbakat dilepas tanpa pertimbangan matang. Ia menilai sebagian keputusan tersebut dibuat terlalu cepat dan tanpa keberanian untuk berinvestasi pada pemain muda.
Sadowski menegaskan bahwa United kerap melupakan identitas mereka sendiri, yaitu memberi ruang bagi pemain muda untuk berkembang. Beberapa talenta yang dilepas justru berkembang pesat di klub lain dan menunjukkan potensi yang sebenarnya. Hal ini menjadi pukulan tersendiri bagi klub yang selalu membanggakan tradisi akademinya.
AYO DUKUNG TIMNAS GARUDA, sekarang nonton pertandingan bola khusunya timnas garuda tanpa ribet, Segera download!
![]()
Kritik ini semakin menguat seiring dengan meningkatnya performa mantan pemain yang sempat diremehkan. Salah satu yang paling menonjol adalah seorang bek kiri muda yang kini menjadi properti panas di sepak bola Eropa.
Kepergian Alvaro Carreras yang Kini Disesali
Pada tahun 2024, Manchester United melepaskan Alvaro Carreras ke Benfica dengan biaya rendah karena dianggap belum memenuhi ekspektasi. Namun, keputusan tersebut berubah menjadi bumerang besar ketika hanya setahun berselang, Real Madrid merekrut Carreras dengan harga €50 juta. United memang mendapat sebagian dari biaya transfer itu, tetapi tetap dianggap rugi besar.
Sadowski menjelaskan bahwa Carreras adalah pemain yang pekerja keras, cepat beradaptasi, dan memiliki karakter kuat. Ia melihat secara langsung bagaimana pemain itu berkembang sejak datang ke Inggris pada usia 16 tahun. Kini, Carreras menunjukkan kualitasnya di La Liga, bahkan mencetak gol indah melawan Valencia.
Menurut Sadowski, United kehilangan pemain “kelas dunia sejati” karena kurangnya keberanian mempertahankan bakat muda. Keputusan melepas Carreras kini dianggap sebagai salah satu kesalahan terbesar klub dalam beberapa tahun terakhir.
Baca Juga: Liverpool Kehilangan Arahnya: Era Arne Slot Mulai Diuji
Kobbie Mainoo Bisa Mengikuti Jejak yang Sama

Kobbie Mainoo, salah satu gelandang muda paling berbakat, kini berada dalam situasi tidak menentu di bawah pelatih Ruben Amorim. Meskipun ia dianggap sebagai masa depan lini tengah United, ia justru jarang mendapat kesempatan bermain. Rumor kepindahan pun mulai bermunculan, menambah kekhawatiran bahwa United bisa mengulangi kesalahan yang sama.
Amorim lebih memilih mendatangkan pemain yang sudah matang, seperti Benjamin Sesko dan Matheus Cunha. Sadowski menilai bahwa pelatih asal Portugal itu belum berani mengandalkan pemain akademi, meskipun United memiliki banyak bakat potensial. Jika tren ini berlanjut, United berisiko kehilangan aset muda lain yang mungkin berkembang menjadi pemain top di klub lain, seperti halnya Carreras.
Tantangan Amorim dan Masa Depan United
Meski mendapat kritik, Ruben Amorim perlahan menunjukkan perbaikan. United sedang dalam tren lima pertandingan tanpa kekalahan dan ingin mempertahankan momentum tersebut setelah jeda internasional. Namun, tantangan terbesar tetap pada bagaimana ia membangun tim sambil menjaga identitas klub.
Keputusan untuk mengandalkan pemain muda atau terus membeli pemain jadi akan menentukan arah United dalam jangka panjang. Jika salah langkah, klub bisa kembali kehilangan bakat yang seharusnya menjadi fondasi masa depan.
Manchester United akan kembali bermain melawan Everton pada 24 November. Performa tim dan keputusan Amorim dalam beberapa bulan ke depan akan menjadi penentu apakah klub belajar dari kesalahan atau justru mengulanginya lagi. Manfaatkan waktu luang Anda untuk mengeksplor berita bola menarik lainnya di footballhdonline.com.
