Pengakuan Guardiola: Kalau di Spanyol, Saya Sudah Dipecat!

Bagikan

Josep Guardiola mengungkapkan rasa syukurnya karena masih dipercaya melatih Manchester City setelah menjalani musim 2024/25 yang penuh tantangan.

Pengakuan Guardiola: Kalau di Spanyol, Saya Sudah Dipecat!

Dalam wawancara dengan DAZN, ia menyoroti budaya ketidaksabaran yang kerap terjadi di klub-klub besar Eropa, terutama di Spanyol. Dibawah ini anda akan melihat informasi mengenai sepak bola menarik hari ini yang telah dirangkum oleh FOOTBALL HD ONLINE.

tebak skor hadiah pulsa 100k  

Perbandingan Budaya Kesabaran di Inggris dan Spanyol

Guardiola memberikan sindiran halus kepada klub-klub lama yang pernah menjadi tempatnya berkarir. Ia membandingkan budaya klub di Inggris, khususnya Manchester City, dengan klub-klub besar di Spanyol. Menurutnya, di City ada ruang untuk introspeksi dan kesabaran yang tidak ditemukannya di Barcelona atau Real Madrid.

Ia menegaskan, “Di sini, bahkan tidak ada pertanyaan soal pemecatan.” Contoh nyata yang diangkatnya adalah Carlo Ancelotti yang, meskipun sukses besar musim lalu dengan memenangkan Liga Champions dan La Liga, justru memilih pindah ke tim nasional Brasil.

Guardiola menggarisbawahi bahwa kita perlu sedikit lebih sabar, menegaskan betapa berat tekanan yang dihadapi pelatih di klub-klub top Eropa dan betapa beruntungnya dia mendapatkan dukungan penuh di Manchester City.

AYO DUKUNG TIMNAS GARUDA, sekarang nonton pertandingan bola khusunya timnas garuda tanpa ribet, Segera download!

aplikasi shotsgoal  

Ultimatum Tegas: Perampingan Skuad atau Mundur

Ultimatum Tegas: Perampingan Skuad atau Mundur

Walaupun tetap bertahan, Guardiola menyampaikan ultimatum yang cukup keras kepada manajemen Manchester City. Ia mengancam akan meninggalkan klub jika skuad pemain tidak dirampingkan pada jendela transfer musim panas ini. Menurutnya, tim terlalu besar dan tidak kompetitif pada musim lalu, yang menurutnya menjadi salah satu penyebab performa menurun.

“Saya tidak mau meninggalkan lima atau enam pemain hanya duduk di tribun,” ujar Guardiola, mengungkapkan ketidaknyamanannya dengan ukuran skuad yang terlalu besar.

Pernyataan ini menunjukkan kesiapan sang pelatih untuk mengambil langkah drastis demi menjaga visi dan kualitas tim, sekaligus menekankan bahwa perubahan besar perlu segera dilakukan agar City kembali kompetitif.

Baca Juga: Sam Coffey dari USWNT Memiliki Kontrak dengan Portland Thorns Hingga 2027

Rencana Perombakan Besar-Besaran di Etihad Stadium

Guardiola bersemangat untuk memulai perombakan besar-besaran di Manchester City. Ia berharap langkah ini akan mengembalikan dominasi klub di Premier League yang sempat goyah musim lalu. Sang pelatih menegaskan bahwa proses pembangunan kembali skuad sangat penting untuk menciptakan tim yang lebih ramping, efisien, dan kompetitif di berbagai ajang.

“Kami ingin membangun tim yang bisa bersaing kuat dan kembali meraih trofi,” tuturnya. Dengan adanya dukungan dari manajemen yang memberi ruang untuk perubahan, Guardiola siap menyingsingkan lengan baju dan membuat transformasi nyata dalam beberapa pekan mendatang.

Harapan dan Tekad Guardiola untuk Masa Depan

Meskipun menghadapi kritik dan tekanan, Guardiola tetap optimis dengan masa depan Manchester City. Ia menilai musim yang sulit sebagai momentum introspeksi dan pembelajaran penting. Tekadnya jelas untuk mengembalikan prestasi yang sudah diraih selama ini, terutama setelah pengalaman musim lalu yang jauh dari target.

“Kalau saya menang, segalanya terasa lebih baik. Saya tidak tahu manajer yang bisa tidur nyenyak setelah kalah. Itu bagian dari kehidupan kami,” katanya. Guardiola menunjukkan sikap sportif dan ambisi besar, mengajak seluruh pihak terkait untuk bergerak bersama membangun masa depan yang lebih cerah bagi Manchester City.

Manfaatkan juga waktu luang anda untuk mengeksplorasi lebih banyak lagi tentang berita sepak bola terupdate lainnya hanya dengan klik footballhdonline.com.