Ruben Amorim, menghadapi tantangan besar di awal kepemimpinannya, yang dianggap sebagai Perjudiannya di sepak bola Inggris yang gagal.
Diangkat sebagai pengganti Erik ten Hag, Amorim masuk ke dalam posisi yang tertekan dengan misi untuk membangun kembali skuad yang tengah mengalami kesulitan di Premier League. Namun, hasil awal yang tidak memuaskan, termasuk kekalahan berturut-turut, menimbulkan pertanyaan mengenai kelayakan dan strategi pelatih asal Portugal ini. Dibawah ini anda bisa melihat berbagai informasi mengenai sepak bola menarik lainnya hanya klik FOOTBALL HD ONLINE.
Awal Karier yang Menjanjikan
Ruben Amorim lahir pada 27 Januari 1985 di Lisbon, Portugal. Sejak usia muda, Amorim menunjukkan bakat luar biasa dalam sepak bola, yang membawanya bergabung dengan tim muda CAC Pontinha dan kemudian Belenenses. Di Belenenses, dia memulai karier profesionalnya, membuat debut di Primeira Liga pada 14 Desember 2003 dalam kemenangan 2-0 melawan Alverca.
Meskipun awal kariernya diwarnai dengan cedera, termasuk bermain dengan lengan patah, ketekunan dan dedikasinya membuatnya menjadi pemain kunci di tim tersebut. Amorim dikenal karena kemampuannya mengendalikan permainan dari lini tengah, visi yang tajam, dan kemampuan bertahan yang solid, yang membuatnya menjadi salah satu pemain muda yang menjanjikan di Portugal pada saat itu.
Setelah pensiun sebagai pemain pada tahun 2017, Amorim dengan cepat beralih ke dunia kepelatihan. Dia memulai karier kepelatihannya di Casa Pia pada tahun 2018 sebelum pindah ke tim cadangan Braga. Bakat kepelatihannya segera terlihat ketika dia memimpin tim utama Braga meraih gelar Taça da Liga pada tahun 2020. Pada Maret 2020, Sporting CP mengambil langkah besar dengan mengontraknya dengan biaya rekor €10 juta.
Keputusan ini terbukti sangat sukses, karena Amorim memimpin Sporting meraih gelar liga pertama mereka dalam hampir dua dekade pada tahun 2021, mengakhiri dominasi klub rival Benfica dan Porto. Pada tahun 2024, Amorim melangkah ke tantangan baru dengan menjadi manajer Manchester United, di mana dia diharapkan membawa kesuksesan dan stabilitas yang sama seperti yang dia lakukan di Portugal.
Penunjukan di Manchester United
Penunjukan Rúben Amorim sebagai pelatih kepala Manchester United musim ini telah menjadi salah satu berita terbesar dalam dunia sepak bola. Amorim, yang sebelumnya sukses besar bersama Sporting CP di Portugal, diharapkan membawa angin segar dan strategi baru ke Old Trafford. Manchester United mengumumkan penunjukan Amorim pada 1 November 2024, dengan kontrak hingga Juni 2027 dan opsi perpanjangan satu tahun.
Keputusan ini diambil setelah pemecatan Erik ten Hag, yang gagal memenuhi ekspektasi klub. Amorim dikenal sebagai salah satu pelatih muda paling menjanjikan di Eropa, dengan rekam jejak yang mengesankan dalam memenangkan gelar liga dan piala domestik.
Amorim memulai tugasnya di Manchester United pada 11 November 2024, setelah menyelesaikan kewajibannya dengan Sporting CP. Pertandingan pertamanya sebagai pelatih United adalah melawan Ipswich Town pada 24 November 2024. Dalam pertandingan tersebut, Amorim berhasil membawa timnya meraih kemenangan, memberikan harapan baru bagi para penggemar yang telah lama menantikan perubahan positif.
Gaya kepelatihannya yang dinamis dan pendekatan taktis yang inovatif diharapkan dapat mengembalikan kejayaan Manchester United di kompetisi domestik dan Eropa. Penunjukan Amorim juga menandai perubahan signifikan dalam struktur kepelatihan klub, dengan dia menjadi pelatih kepala pertama yang tidak diberi gelar manajer.
Baca Juga: Alexander-Arnold Bungkam Rumor Kepindahan dengan Selebrasi
Tantangan di Liga Premier
Ruben Amorim menghadapi sejumlah tantangan besar sejak mengambil alih sebagai pelatih Manchester United di Liga Premier. Salah satu tantangan utama adalah membangun identitas tim yang kuat. Selama masa jabatan Erik ten Hag, United sering kali terlihat kehilangan arah, dengan sistem permainan yang tidak konsisten.
Amorim harus bekerja keras untuk menetapkan gaya bermain yang jelas dan konsisten, yang mencerminkan filosofi sepak bola yang ia bawa dari Sporting CP. Ini termasuk mengintegrasikan pemain baru dan memastikan bahwa semua pemain memahami dan dapat menerapkan taktik yang diinginkan.
Selain itu, Amorim juga harus menangani masalah mental dan kepercayaan diri pemain. Setelah serangkaian kekalahan, termasuk kekalahan dari Newcastle yang membuat United terpuruk di posisi ke-14 klasemen, moral tim berada pada titik terendah. Amorim mengakui bahwa kurangnya waktu latihan dan dasar taktik yang kuat membuat tim kesulitan menghadapi momen-momen sulit di lapangan. Dia harus menemukan cara untuk memotivasi pemain dan membangun kembali kepercayaan diri mereka agar dapat bersaing di level tertinggi.
Keputusan Kontroversial dan Kritik
Kritik terhadap Amorim juga datang dari cara dia menangani pemain bintang seperti Marcus Rashford. Ada laporan bahwa Rashford merasa tidak puas dengan perannya di tim dan bahkan mempertimbangkan untuk meninggalkan klub. Amorim dikritik karena tidak mampu mengelola situasi ini dengan baik, yang menyebabkan ketegangan di dalam skuad.
Manajemen pemain yang buruk ini dianggap sebagai salah satu faktor yang berkontribusi pada penurunan performa tim secara keseluruhan. Para penggemar dan pakar sepak bola merasa bahwa Amorim perlu lebih fleksibel dalam pendekatannya dan lebih mendengarkan kebutuhan para pemainnya.
Secara keseluruhan, masa jabatan Ruben Amorim di Manchester United sejauh ini dipenuhi dengan keputusan kontroversial dan kritik tajam. Meskipun dia memiliki visi yang jelas tentang bagaimana tim seharusnya bermain. Kemudian kurangnya hasil positif dan ketidakmampuan untuk beradaptasi dengan situasi yang berubah telah membuat banyak orang meragukan kemampuannya sebagai manajer.
Jika Amorim tidak segera menemukan cara untuk membalikkan keadaan, masa depannya di Old Trafford bisa berada dalam bahaya. Para penggemar berharap dia dapat belajar dari kesalahan-kesalahannya dan membawa tim kembali ke jalur kemenangan.
Kesimpulan
Ruben Amorim, pelatih muda asal Portugal, menjadi sorotan dalam dunia sepak bola setelah namanya dikaitkan dengan kemungkinan menjabat sebagai pelatih Manchester United. Meskipun memiliki reputasi yang menjanjikan berkat kesuksesannya bersama Sporting CP, di mana ia berhasil meraih gelar juara Liga Primeira. Namun upaya untuk merekrutnya oleh Manchester United tidak membuahkan hasil.
Faktor-faktor seperti tekanan yang tinggi di klub besar, kebutuhan untuk segera memberikan hasil positif. Lalu ketidakpastian dalam manajemen klub tampaknya menjadi penghalang bagi Amorim untuk mengambil langkah tersebut.
Kegagalan perjanjian ini menunjukkan betapa kompleksnya dunia sepak bola, terutama ketika berbicara tentang transfer pelatih. Meskipun Amorim memiliki potensi untuk menjadi pelatih hebat di klub-klub besar, keputusan Manchester United untuk tidak melanjutkan negosiasi mencerminkan tantangan yang dihadapi oleh klub dalam mencari sosok yang tepat untuk membawa mereka kembali ke jalur kesuksesan.
Sementara itu, Amorim tetap berfokus pada tugasnya di Sporting CP, berusaha untuk terus mengembangkan tim dan meraih prestasi lebih lanjut di liga domestik maupun Eropa. Manfaatkan juga waktu luang anda untuk mengeksplorasi lebih banyak lagi tentang berita sepak bola terupdate lainnya.